Pemupukan yang tepat juga berimbang untuk Tanaman Padi untuk meningkatkan produktivitas tanaman pupuk padi tentu menjadi target semua petani di indonesia, oleh karena itu muncul kecenderungan untuk menggunakan pupuk dan melakukan Pemupukan yang tepat juga berimbang untuk Tanaman Padi-banyaknya dengan harapan hasil panen akan meningkat. penggunaan pupuk memang benar-benar bermanfaat dengan peningkatan hasil panen dan pertumbuhan tanaman, namun tidak kalah penting adalah cara pemberian pupuk yang tepat serta memperhatikan keseimbangan tidak-nya. Pemberian pupuk yang “asal banyak” belum tentu baik, mengingat kandungan pupuk yang hilang percuma karena menguap atau ikut larut dalam udara tanpa digunakan oleh tanaman malah akan membuat pemborosan atau bahkan merusak kesuburan tanah. Untuk setiap ton gabah yang dihasilkan, tanaman padi memerlukan hara N sebanyak 17,5 kg (setara 39 kg Urea), P sebanyak 3 kg (setara 9 kg SP-36) dan K sebanyak 17 kg (setara 34 kg KCl). Dengan demikian bila petani menginginkan hasil gabah yang tinggi diperlukan pupuk yang lebih banyak. Pada dasarnya pupuk merupakan makanan bagi tanaman. Terdapat 2 jenis pupuk yaitu pupuk anorganik (pupuk pabrik) dan pupuk organik. Untuk mendapatkan hasil gabah yang tinggi dengan mempertahankan kesuburan tanah, maka perlu dilakukan kombinasi pemupukan antara anorganik pupuk dengan pupuk organik. Keuntungan dari aplikasi kombinasi kedua jenis pupuk tersebut adalah kekurangan dari pupuk organik yang dipenuhi oleh pupuk anorganik, sebaliknya dari pupuk anorganik yang dipenuhi oleh pupuk organik. Tanaman padi memerlukan banyak hara N dibanding hara P ataupun K. Hara N bekerja sebagai sumber bahan untuk pertumbuhan tanaman, pembentukan anakan, pembentukan klorofil yang penting untuk proses asimilasi, yang pada akhirnya memproduksi pati untuk pertumbuhan dan pembentukan gabah. Hara P bekerja sebagai sumber tenaga untuk memenuhi kualitas hidup tanaman seperti keserempakan tumbuh dan pematangan. Sementara itu hara K bekerja sebagai komponen pendukung berlangsungnya reaksi reaksi di dalam tanaman. Selain itu bekerja juga memperbaiki rendemen gabah, ketahanan terhadap kekeringan, ketahanan terhadap penyakit tanaman, dan kualitas gabah. Dengan demikian untuk mendapatkan gabah dengan kuantitas dan kualitas yang baik maka tanaman perlu diberi hara yang lengkap. Cara menanam padi yang baik dan benar-benar penting untuk diketahui oleh para petani guna meningkatkan hasil produksi padi setiap masa panen datang karena permintaan beras yang tidak pernah menurun. Hal ini membuat para petani harus dapat melakukan berbagai hal untuk menghasilkan panen padi yang melimpah. Tujuannya tentu saja demi terpenuhinya seluruh kebutuhan pokok masyarakat dalam negeri. Untuk itu, para petani harus memiliki pengetahuan dasar terkait cara penanaman padi yang baik dan benar agar hasil panennya pun sesuai dengan target.

padi segar

Tanaman padi sendiri cenderung memerlukan banyak hara N dibanding hara P ataupun K. Yuk simak masing-masing peranannya :

Unsur N(Nitrogen) merupakan hal yang tidak terduga terhadap pengaruhnya terhadap tanaman padi karena berperan dalam :
A. Merangsang pertumbuhan vegetatif padi dan meningkatkan jumlah anakan.

B. klorofil yang penting untuk proses fotosintesis yang mana proses ini menghasilkan pati sebagai sumber energi bagi tumbuhan.

Salah satu ciri tanaman padi kekurangan N adalah tanaman berwarna terlihat dan pertumbuhannya lambat. Namun, hati-hati dengan kelebihan N akan mengakibatkan tanaman padi mudah rebah dan terserang hama penyakit.

Tidak P(Phosphate) bekerja sebagai sumber tenaga untuk tumbuh kembang tanaman, seperti:
A. Memperkuat akar.

B. Memperkuat semangat anakan padi sehingga tidak mudah rebah.

C. Memacu terbentuknya bunga dan bulir di malai.

Padi yang kekurangan unsur P akan terlihat dari bentuk daun yang berwarna hijau gelap dan padi terlihat pendek.

Unsur K(Kalium) berperan sebagai aktivator berbagai enzim. Kalium akan meningkatkan:
A. Ketegaran tanaman.

B. Ketahanan terhadap hama penyakit dan kekeringan.

C. Kualitas gabah.

Bila kekurangan Kalium, Sahabat bisa melihat gejala daun kering dan seperti terbakar pada sisi-sisinya.

petani padi

Pemberian hara dalam bentuk pupuk dapat dilakukan berdasarkan fase pertumbuhan tanaman, ataupun dengan melihat penampilan tanaman di lapangan.

Pemupukan Pertama (Pada Umur 10-14HST)
Gunakan Pupuk Fertiphos dengan dosis 100 kg/ha, Saprodap 50 kg/ha, NPK Padi 50 kg/ha dan Urecote 50 kg/ha untuk meningkatkan pertumbuhan di masa vegetatif, yakni pembentukan akar dan daun.

Pemupukan Kedua (Pada Umur 20-30HST)
Semprotkan NeoKristalon Hijau di 20 dan 30 HST dengan konsentrasi 2-3 gr/lt dan juga taburkan NPK Padi dengan dosis 150 kg/ha serta KCL 50 kg/ha untuk memaksimalkan jumlah anakan.

Pemupukan Susulan (Pada Umur 40, 50 dan 60HST)
Bila sering hujan

Untuk perawatan padi, semprotkan MKP Pak Tani dengan konsentrasi 5 gr/lt sebagai tindakan pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit pada padi. Bila sudah tampak serangan jamur seperti ledakan, tingkatkan konsentrasi MKP Pak Tani menjadi 10 gr/lt.

Bila cuaca cerah

Semprotkan MKP Pak Tani (5 gr/lt) saat umur 40 HST, lalu susul dengan NeoKristalon Merah (3 gr/lt) di umur 50 dan 60 HST utk memaksimalkan pengisian bulir padi.

Selain itu, saat menjelang keluarnya malai, Sahabat Pak Tani juga bisa menggunakan Poston 250 SC dengan dosis 250 ml/ha untuk menyeragamkan keluarnya malai.

Sebagai pengganti pupuk anorganik bila terjadi kelangkaan pupuk, ataupun harga pupuk organik yang mahal, dapat digunakan pupuk dalam bentuk Azolla, Sesbania, Gliricidia, orok-orok dan petai cina. Kelebihan pupuk hijau tersebut adalah mampu menambat N berasal dari udara dalam jumlah yang cukup besar serta tumbuh dengan cepat. Sebagai gambaran, tanaman Azolla mampu menambat N dari udara sebanyak 60 kg N/ha, Sesbania : 267 kg N/ha, Gliricidia : 42 kg N/ha, Orok-orok : 110 kg N/ha dan petai cina : 200 kg N/ Ha. Secara umum dikatakan bahwa pupuk hijau mampu memenuhi kebutuhan hara N sebanyak 80 % kebutuhan N tanaman. Pemberian pupuk hijau dapat dilakukan dengan cara membenamkan daun-daunnya ke dalam tanah pada waktu pengolahan tanah.

Kombinasikan pupuk organik dan anorganik untuk hibrida padi sangat dianjurkan. Pupuk yang lebih disukai berupa pupuk kandang atau kompos jerami sebanyak 2 ton per hektar setiap musim, sedangkan pupuk anorganik yang dibutuhkan adalah Urea, SP-36 dan KCl masing-masing sebanyak 300 kg, 100 kg dan 100 kg per hektar.