Tips dalam Memanen Padi Pemanenan padi harus dilakukan pada umur panen yang tepat, menggunakan alat dan mesin panen yang memenuhi persyaratan teknis, kesehatan, ekonomi dan ergonomis, serta menerapkan sistem panen yang tepat. Tips dalam Memanen Padi akan sangat membantu jika ada Ketidaktepatan dalam melakukan pemanenan padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang tinggi dan mutu hasil yang rendah. Pada tahap ini, kehilangan hasil dapat mencapai 9,52% apabila pemanen padi dilakukan secara tidak tepat. Pemanenan padi biasanya bisa dilakukan setelah malai berumur 30—35 hari setelah berbunga merata dan 90—95% gabah dari malai sudah tampak menguning.

Beberapa alat sederhana yang bisa digunakan untuk pemanenan padi di antaranya ani-ani, sabit, dan sabit bergerigi. Di samping itu, pemanenan juga bisa dilakukan dengan menggunakan mesin modern seperti reaper, stripper, atau combine harvester. Penggunaan alat pemanen tersebut biasanya disesuaikan dengan jenis atau varietas dari tanaman padi. Ani-ani biasanya digunakan untuk memanen padi lokal yang berpostur tinggi. Sabit/sabit bergerigi umumnya digunakan untuk memotong padi varietas unggul baru yang berpostur pendek seperti IR-64 dan Cisadane. Penggunaan sabit bergerigi sangat dianjurkan karena dapat menekan kehilangan hasil sebesar 3%.

Menggunakan mesin modern

Sementara itu, penggunaan mesin modern seperti reaper biasanya dianjurkan pada daerah-daerah yang kekurangan tenaga kerja dan dioperasikan di lahan dengan kondisi baik (tidak tergenang, tidak berlumpur, dan tidak becek). Selain cara kerjanya yang sangat cepat, penggunaan reaper juga terbukti dapat menekan kehilangan hasil sebesar 6%.

Selain pemilihan alat panen, kelompok kerja pemanen juga harus terkendali dengan baik. Hal tersebut karena pada umumnya pemanenan dilakukan secara berkelompok. Setiap kelompok idealnya terdiri atas 5—7 orang bila menggunakan 1 pedal thresher dan 15—20 orang bila menggunakan 1 power thresher.

 

Selain pemilihan alat panen, kelompok kerja pemanen juga harus terkendali dengan baik. Hal tersebut karena pada umumnya pemanenan dilakukan secara berkelompok. Setiap kelompok idealnya terdiri atas 5—7 orang bila menggunakan 1 pedal thresher dan 15—20 orang bila menggunakan 1 power thresher.

 

Metode SRI Organik

Penyimpangan perilaku pemanen sering kali terjadi pada penyelenggaraan tahap ini. Hal ini seperti telah membudaya karena petani telah terlalu lama dihadapkan pada kenyataan produktivitas yang tidak memadai sehingga bagiannya tidak akan cukup untuk menghidupi keluarganya. Menegakkan kembali etika dalam menyelenggarakan bagi hasil dimungkinkan bila metode SRI Organik Indonesia diterapkan karena menjanjikan peningkatan produktivitas yang sangat signifikan.

So in short, you will be hot, sweaty and sticky. Luckily, we planned accordingly here at BTT. Your transport and accommodation is all AC’d (aside from the night train, one night camping in Erawan National Park, and the floating bungalows in Khao Sok National Park).